LBT EDSO 2015 Yeaaay!
9 Oktober 2015
Jadi pertama tuh kita kumpul di Hall C1 dengan bawaan yang, bisa dibilang, kayak orang mau mudik. Cuma ada segelintir anak yang bawa satu tas. Selebihnya ada yang bawa dua bahkan empat tas. Isi tasnya beragam. Telur, beras, air mineral, wortel, labu siam, lilin, senter, bahkan selimut pun ada. Selimut tuh antisipasi biar gak kedinginan di sana. Siapa yang tau kalo diantara kita ada yang tiba-tiba masuk angin ya gak? Repot juga ya kan, yang ada barang bawaan kita nanti tambah banyak karna harus bawa kerokan dan minyak tawon atau balsem atau yang lebih punya nama, minyak urut GPU, gitu.
Oke, mari kita skip cerita ini sampai adegan jalan malam di deket villa ya. Jadi saat jalan malam itu, mata kita ditutup pake slayer. Seneng deh. Seneng banget. Ada banyak hal yang kita lewati. Jurang, sungai, kuburan, lubang, terowongan, ranting-ranting pohon yang memaksa kita untuk berjongkok… oke skip.
Sesi terakhir malam itu, ditutup dengan musikalisasi puisi menyayat hati yang bikin sungai jadi mengalir di pipi kita. (Oke ini berat)
10 Oktober 2015
Bikin proposal! Ini seru. Serius. Gak semudah yang kita bayangin sih emang. Tapi lucu aja gitu. Kita ngerjain dengan deadline di depan mata. Revisi sana-sini, tapi sensasinya tuh… langka. Oiya, harusnya ada sesi ‘mencari sponsor’ setelah bikin proposal. Tapi waktu tidak memihak kita. Apalah daya. Terima saja. (Ciye rimanya ada)
Malam kedua di villa adalah malam inagurasi. Pementasan drama, akustik, dan puisi berantai. Kita dikelilingi nyala api lilin. Berasa romantis banget huahaha. Dan sebagai penutup, panitia bawain lagu favorit segala umat: Flashlight. Kita nyanyi bareng sambil angkat-angkat senter macem di Pitch Perfect gitu.
11 Oktober 2015
Outbond. Melewati jalan lain menuju tawangmangu. Dengan balutan rompi kardus yang elegan serta sentuhan topi setengah bola loreng-loreng yang menawan. Empat games, dan satu final game yang dipegang oleh kakak-kakak GEDSO. Dan satu kata yang mewakili semuanya: awesome.
